8 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara Dari Toba, Nias, Karo, dll
Sumatera Utara merupakan Provinsi yang memiliki banyak Adat Istiadat, Berikut 8 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara Dari Toba, Nias, Karo, dll
Pakaian adat Sumatera Utara beraneka ragam sesuai dengan suku yang mendiami provinsi di bagian utara Pulau Sumatera tersebut. Selain punya tradisi, bahasa, rumah adat dan kesenian yang unik, Sumatera Utara juga memiliki pakaian adat yang tak kalah menarik untuk dieksplor. Setidaknya ada tiga suku asli yang menghuni Sumatera Utara, yaitu suku Batak yang merupakan suku terbesar. Suku Batak terdiri atas beberapa sub suku seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Angkola.
Kemudian ada suku Nias di bagian pantai selatan Sumatera dan suku Melayu yang tersebar di beberapa daerah. Setiap suku memiliki pakaian adat yang memiliki keunikan masing-masing. Pakaian adat Sumatera Utara didominasi oleh pakaian adat suku Batak yang disebut ulos, karena mayoritas penduduk di provinsi beribukota Medan ini berasal dari suku Batak. Ulos digunakan hampir semua sub suku Batak, hanya saja penamaan dan fungsinya berbeda-beda. Sementara suku Nias dan Melayu memiliki ciri khas pakaian adat tersendiri yang tak kalah unik.
Berikut 8 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Batak Toba
Pakaian adat Batak Toba Sumatera Utara terbuat dari ulos atau kain tenun tradisional dari atas ke bawah. Pakaian adat pria bagian atas disebut ampe-ampe dan bagian bawahnya disebut singkot. Sedangkan pada wanita, bagian atas adalah hoba-hoba, dan bagian bawah adalah haen. Pemakaian busana ini juga dilengkapi dengan asesoris berupa hiasan kepala bagi laki-laki yang disebut dengan hiasan kepala dan hiasan kepala atau ikat pinggang bagi perempuan, serta mengenakan jilbab ulos.
Bagi masyarakat Toba, ulos Batak memiliki arti khusus. Jenisnya banyak sekali, sesuai dengan artinya masing-masing. Misalnya ulo hotang ragi yang dipakai untuk pesta ria, ulo simbol dipakai saat berkabung, dan masih banyak jenis lainnya. Selain untuk upacara adat, pakaian adat batak toba digunakan untuk acara-acara tertentu seperti pernikahan dan syukuran.
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Batak Karo
Pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Karo mirip dengan Batak Toba. Perbedaan yang paling menonjol adalah penggunaan kain tenun yang disebut wis gara. Dalam bahasa Karo, uis artinya kain dan gara artinya merah. Disebut “kain merah” karena didominasi warna merah, terkadang dipadukan dengan warna lain seperti hitam dan putih, kemudian dihiasi dengan anyaman benang emas dan perak, yang membuatnya mahal dan elegan. Uis gara dulu dipakai sebagai pakaian sehari-hari wanita Karo, tetapi sekarang hanya dipakai pada upacara adat dan pernikahan.
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Batak Mandailing
Busana adat Batak Mandailing juga hampir sama dengan Batak Toba yaitu menggunakan kain ulos. Perbedaan paling terlihat pada kain ulos yang melilit di tengah tubuh, serta pada penutup kepala pria dan wanita. Hiasan kepala pria Batak Mandailing memiliki bentuk yang khas dan berwarna hitam yang disebut ampu. Sedangkan pada wanita, hiasan kepala disebut hiasan kepala, yang diikatkan di dahi. Hiasan kepala dulunya terbuat dari emas, namun sekarang banyak yang terbuat dari logam berlapis emas. Bulang memiliki makna sebagai lambang kebesaran atau kejayaan, sekaligus lambang struktur masyarakat.
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Batak Simalungun
Orang Batak Simalungun juga menggunakan kain ulos untuk pakaian adatnya. Hanya saja pengucapannya berbeda. Mereka menyebutnya jaringan hiu. Bentuk pakaian adat Batak Simalungun hampir sama dengan Batak Toba, namun hiasan kepala pria lebih tinggi dan lancip. Selain itu, warnanya didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan. Pakaian ini biasanya dipakai untuk menghadiri acara upacara adat simalungun
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Batak Pakpak
Baju adat Batak Pakpak disebut baju Merapi-api dan didominasi warna hitam. Terbuat dari bahan katun dan dikenakan dengan tas oles atau anyaman khusus. Untuk laki-laki, baju Batak Pakpak merapi-api menyerupai baju gaya Melayu leher bulat dan dihiasi dengan manik-manik atau nyala api. Sedangkan bagian bawah dibuat celana panjang hitam yang dibalut kain sarung yang disebut oles sidosdos dengan ujung terbuka di depan.
Pakaian rapi pada wanita juga berwarna hitam dengan garis leher segitiga dan dihiasi dengan api. Bagian bawah berupa sarung atau kulit pohon perdabaytak yang dililitkan melingkar di pinggang. Sembari mengenakan pakaian adat pakpak, pria dan wanita juga mengenakan aksesoris tambahan berupa hiasan kepala, kalung dan aksesoris lainnya.
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Batak Angkola
Busana adat Batak Angkola hampir sama dengan busana adat Batak Mandailing. Bedanya, busana wanita didominasi warna merah dan dikenakan dengan selendang yang diselimuti tubuh. Hiasan kepala mirip dengan Batak Mandailing. Bagi pria, mengenakan penutup kepala disebut ampu. Ampu memiliki bentuk yang khas dan merupakan mahkota yang biasa digunakan pada masa lalu oleh raja-raja Mandailing dan Angkola. Warna hitam ampu membawa fungsi magis, dan warna emas membawa simbol keagungan. Sedangkan untuk wanita memakai hiasan kepala berupa hiasan kepala berwarna emas.
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Batak Nias
Karena letaknya yang terpisah, suku Nias memiliki budaya dan adat yang berbeda dengan suku Batak. Selain itu, pakaian adat juga berbeda. Pakaian adat nias khas Sumatera Utara disebut baru oholu untuk pakaian pria dan baru ladari untuk pakaian wanita. Mengutip Museum Nias, masyarakat Nias membuat pakaian dari kulit pohon, atau menganyam serat dari kulit pohon atau rerumputan. Busana pria berupa rompi berwarna coklat atau hitam dihiasi dengan ornamen warna kuning, merah dan hitam.
Sedangkan pakaian wanita adalah sehelai kain yang dililitkan di pinggang dan tidak memiliki pakaian. Dengan semakin mudahnya akses kain, masyarakat Nias mulai membuat pakaian dari bahan baru yang didominasi warna merah dan kuning. Sebagai tambahan, aksesoris seperti anting dan mahkota, seperti ikat kepala, digunakan. Khusus untuk mempelai wanita, busana dibuat dalam bentuk gamis berwarna hitam dengan hiasan motif binatang dan berbahan beludru berwarna merah. Pengantin pria mengenakan celana panjang hitam selutut, kemeja beludru kuning dengan potongan miring, dihiasi ornamen merah kuning di bagian depan, di setengah leher dan di lengan.
-
Pakaian Adat Sumatera Utara – Suku Melayu
Banyak suku Melayu yang tersebar di seluruh Sumatera Utara dan memiliki pakaian adatnya masing-masing. Busana wanita adat melayu adalah baju kuning atau kebaya panjang yang dipadukan dengan kain songket. Baju kunin terbuat dari brokat atau sutera dan dihiasi dengan detail emas. Sedangkan laki-laki Melayu mengenakan pakaian adat Teluk Belanga yang terdiri dari baju berkerah musang yang lucu dipadukan dengan celana panjang bermotif serupa. Kemudian atribut berupa tenkulok atau hiasan kepala yang terbuat dari kain songket dikenakan di atasnya. Tengkulok merupakan simbol kebesaran dan kegagahan orang Melayu.