...
Indonesia

Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun Suku Batak Indonesia

Tolu Sa Hundulan adalah falsafah yang dimiliki oleh masyarakat Simalungun. Berikut Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun Suku Batak Indonesia.

Tolu Sa Hundulan merupakan falsafah Tolu Sahundulan yang dimiliki oleh masyarakat Simalungun, yang berperan di dalam segala bentuk adat-istiadat masyarakatnya. Tolu Sa Hundulan juga merupakan salah satu budaya Simalungun yang dapat membawa masyarakatnya ke dalam pembagian kerja. Di dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun individu, selalu ada pembagian kerja yang telah diatur dengan baik oleh budaya Tolu Sa Hundulan. Baca Sebaran suku batak indonesia Disini.

Berikut Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun Suku Batak Indonesia

Berikut Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun Suku Batak Indonesia

Falsafah Tolu Sa Hundulan membagi masyarakat Simalungun menjadi tiga kedudukan yaitu, Tondong, Sanina dan Boru. Ketiga kedudukan ini memiliki fungsi masing-masing yang telah diatur menjadi pembagian kerja bagi masyarakatnya. Tondong berfungsi dalam memberikan nasehat, mengajari dan membimbing dalam suatu pesta adat. Sanina merupakan pemilik pesta adat yang sedang berlangsung. Sedangkan Boru berfungsi sebagai penyumbang tenaga di dalam suatu pesta adat. Dapat juga dikatakan pekerja dalam menyiapkan segala kebutuhan pesta adat.

Dari ketiga kedudukan ini, tidak ada yang dapat saling merendahkan dan meninggikan, karena sangat beresiko bagi diri sendiri. Di mana, jabatan atau kedudukan yang dimiliki masing-masing individu bersifat relatif. Tergantung pada siapa dan marga apa yang sedang melakukan suatu pesta adat. Jadi, masing-masing anggota masyarakat akan menunjukkan rasa saling menghormati karena adanya budaya Tolu Sa Hundulan yang telah mengatur kedudukan masing-masing individu. Oleh karena budaya ingin mencapai suatu pola masyarakat yang hidup saling bekerja sama dan saling menghormatai ditengah-tengah kehidupan sehari-hari, atau dapat dikatakan hidup rukun di dalam masyarakat.

Namun, yang menjaid pertanyaan bagi peneliti adalah, apakah masyarakat masih memahami budaya Tolu Sa Hundulan dan apakah budaya ini masih berfungsi dalam memberikan kerukunan bagi masyarakatnya pada masa sekarang? Dengan tujuan penulisan adalah menjelaskan Falsafah Tolu Sahundulan masyarakat Simalungun Tolu Sa Hundulan serta menjelaskan fungsi Falsafah Tolu Sahundulan masyarakat Simalungun Tolu Sa Hundulanbagi kerukunan masyarakatnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah memalui pendekatan kualitatif dan proses pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara dan pengamatan. Baca Sejarah Orang Batak Disini.

Berikut Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun Suku Batak Indonesia

Tempat penelitian ini adalah di kota Jogjakarta dan Semarang, tepatnya pada organisasi parpulungan ni halak Simalungun di kota tersebut. Penulis juga menggunakan beberapa pemahaman ahli-ahli sosiologi yang berkaitan dengan isi penulisan karya ilmiah ini, untuk membantu memahami kebudayaan Tolu Sa Hundulan beserta fungsinya. Mulai dari beberapa teori yang menjelaskan defenisi tentang kebudayaan hingga fungsinya. Ada fungsi kebudayaan sebagai aturan dimasyarakat, fungsi kebudayaan sebagai perekat sosial, serta fungsi kebudayaan sebagai alat bagi masyarakat.

Terlihat bahwa kebanyakan kebudayaan Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun merupakan bagian dari aturan masyarakatnya, serta kebudayaan Tolu Sa Hundulan juga merupakan perekat sosial bagi masyarakat Simalungun. Selanjutnya yang dapat dipahami adalah bahwa buday Tolu Sa Hundulan masih berlaku bagi sembilan puluh persen masyarakat Simalungun dan masih berfungsi. Dibagian kesimpulan penulis menyimpulkan bahwa budaya Tolu Sa Hundulan membentuk masyarakat Simalungun menjadi hidup saling membantu dan bekerjasama. Budaya ini memngikat masyarakatnya untuk saling menghargai antara masing-masing individu yang memiliki kedudukan berbeda-beda.

Berikut Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun Suku Batak Indonesia

Falsafah Tolu Sahundulan Pola kehidupan yang dibentuk oleh budaya ini, membuat masyarakat Simalungun membiasakan diri untuk hidup secara bersama-sama dan saling tolong menolong. Adanya usaha masyarakat untuk hidup saling membantu dan menghilangkan perbedaan yang ada, akan membentuk sebuah pola kehidupan masyarakat yang aman dan damai. Bentuk-bentuk seperti inilah yang diatur oleh budaya Tolu Sa Hundulan, sehingga mencapai masyarakat yang rukun di masa sekarang.

Jadi, yang diharapkan sekarang adalah bagaimana budaya ini dapat dilestarikan dan dikembangkan agar masyarakat dapat mempelajarinya serta memanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari dalam mencapai kehidupan masyarakat yang rukun.

Hidup sebagai masyarakat Falsafah Tolu Sahundulan Simalungun adalah suatu kebanggaan. Dapat berkuliah di Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana adalah suatu keberuntungan. Keberuntungan inilah yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengungkapkan rasa bangganya menjadi anggota dari masyarakat Simalungun dalam bentuk tulisan berupa skripsi.

Penulis menuliskan tentang kebudayaan yang sangat besar dari masyarakat Simalungun. Kebudayaan itu adalah Tolu Sa Hundulan. Bagi penulis, memiliki kebudayaan ini adalah suatu kebanggaan tertentu. Karena itu, tulisan ini diharapkan dapat berbagi kepada para pembaca tentang suatu kebudayann yang dimiliki oleh masyarakat Simalungun dan dapat mengambil manfaat dibaliknya.

Ingin Bermain Game Slot Online Terpercaya? Kunjungi Link Berikut :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.