Bagi kalian yang masih belum tau tradisi batak pakpak terlengkap yang merupakan peninggalan warisan budaya indonesia yang sejak jaman dahulu.
Masyarakat Pakpak tradisi batak pakpak mengenai hubungan Peradatan “Sulang Silima” yang agak mirip dengan “Dalihan Natolu” dalam masyarakat Toba dan “Sangkep Enggelo/ Rakut Sitellu”dalam masyarakat Karo.
Berikut Tradisi Batak Pakpak Terlengkap Warisan Budaya Indonesia
Adapun Unsur Sulang Silima Itu Adalah
Sukkut
Dengan sebeltek Si kaka-en (saudara sekandung yang lebih tua)
Dengan sebeltek Si kedek-en (saudara sekandung yang lebih muda)
Kula-kula / Puang (kelompok pihak pengantin perempuan)
Berru (kelompok pihak pengantin laki-laki)
Tradisi Upacara Adat
1. Kerja Njahat (Upacara Dukacita)
Misalnya tradisi batak pakpak Upacara Kematian (Males bulung simbernaik, males bulung buluh, males bulung sampula), Upacara Mengangkat Tulang Belulang (Mengokal tulan) dan Upacara Membakar Tulang Belulang (Menutung Tulan).
2. Kerja Baik (Upacara Sukacita)
Misalnya tradisi batak pakpak Upacara Kehamilan (Memerre nakan pagit), Upacara Kelahiran (Mangan balbal dan mengakeni), Upacara Masa Anak-Anak (Mengebat, Mergosting), Upacara Masa Remaja (Mertakil/ sunat, pendidien/ baptis, meluah/ naik sidi), Upacara Masa Dewasa, Upacara Perkawinan (Merbayo) dan Upacara Memberi Makan Orang Tua (Menerbeb).
3. Upacara-Upacara Lain
Misalnya tradisi batak pakpak Upacara Mendegger Uruk, Upacara Merintis Lahan (Menoto), Upacara Memepuh Babah atau Merkottas, Upacara Pembakaran Lahan (Menghabani), Upacara Menjelang Penanaman Padi (Menanda Tahun), Upacara Mengusir Hama (Mengkuda-kudai), Upacara Syukuran Panen (Memerre Kembaen).
Bentuk Perkawinan Dalam Masyarakat Pakpak
1. Sitari-tari (Merbayo atau Sinima-nima), merupakan tradisi batak pakpak bentuk yang dianggap paling baik atau ideal karena hak dan kewajiban pengantin laki-laki dan perempuan telah terpenuhi.
Dalam Merbayo (Upacara Perkawinan) dikenal beberapa tahapan, yaitu:
– Mengirit/ Mengindangi (Meminang)
Tradisi batak pakpak ini Artinya seorang pemuda dan kerabatnya terlebih dahulu meneliti seorang gadis yang mau dinikahi. Mangindangi berasal dari kata indang yang artinya disaksikan atau dilihat secara
langsung bagaimana watak atau kepribadian atau sifat-sifat si gadis.
– Mersiberen Tanda Burju (Tukar Cincin)
Tahap tradisi batak pakpak ini peranan pihak ketiga tetap penting dari pihak si gadis sebagai saksinya adalah bibinya sedangkan dari pihak laki-laki adalah sini nana (satu marga). Pada saat pertukaran cincin dilakukan petukaran barang (cincin, kain dan lain-lain) kadang-kadang diakhiri dengan membuat ikrar atau janji yang disebut merbulaban. Kemudian salah satu pengetuai (saksi) mengucapkan kata-kata ‘kongpe uratni buluh, kongen deng urat ni teladan, kong pe katani hukum kongen deng kata ni padan’ artinya walaupun hukum memiliki kekuatan namun lebih kuat lagi perjanjian.
– Mengkata Utang/ Menglolo (Menentukan Mas Kawin)
Tim yang datang untuk Menglolo atau mengkata utang yang berangkat terlebih dahulu orang tua si calon pengantin perempuan mengundang keluarga dekat untuk menyampaikan akan datangnya tim pengkata utang dari calon pengantin laki-laki mereka yang berkumpul terdiri dari berru mbelen, sinina dan para perkaing (yang berhak menerima mas kawin) dan menjelaskan kepada kerabatnya apa-apa yang perlu dimintakan sebagai mas kawin pada saat itu juga ditunjuk seorang juru bicara persinabul dari pihak perempuan dan sebagai tanda keseriusan kepadanya diberikan beras dan seekor ayam yang ditunjuk biasanya adalah dari kerabat semarganya yang paham akan adat dan tradisi batak pakpak.
– Muat Nakan Peradupen
Muat Nakan Peradupen ini dilakukan setelah diketahui hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kerabat calon pengantin laki-laki, setelah pelaksanaan mengkata utang caranya dengan mengundang kerabat dekat khususnya kelompok perempuan untuk berkumpul melakukan perundingan. Kegiatan ini dipimpin oleh seorang persinabul yang ditunjuk oleh sukut. Setelah acara makan bersama selesai maka juru bicara akan memimpin dengan memberitahukan tujuan undangan tersebut yakni telah ada kesepakatan antara kerabat calon pengantin perempuan dan kerabat calon laki-laki saat mengkata utang.
– Tangis Beru Sijahe
Sehari setelah delegasi pihak laki-laki pulang, maka ibu sang calon pengantin memberikan makanan kepada anak gadisnya secara khusus dengan memotong seekor ayam. Makanan ini disebut nakan panjalan atau nakan pangendotangis. Nakan panjalon artinya mas kawin dari calon menantu laki-lakinya telah diterima, kiranya gadis menerima keputusan tersebut dengan rela dan sengan hati.
Pada waktu menyerahkan makanan tersebut ibu si gadis berkata : “Enmo beru kubereken komengan, imo nakan penjalon, enggoh kujalo kami tokormu, bai kalak simerkeleng ate bamu, asa mangan mono kono” artinya inilah putriku kuberikan kamu makan, sebagai bukti bahwa kami telah menerima kas kawinmu dari orang yang mencintaimu, untuk itu makanlah. Pada saat menyerahkan makanan tersebut si ibu langsung menangis dengan syair : ternyata inilah makanan perpisahan, ibu berikan kepada anakku, tertawalah putriku ini ibumu, lebih baik rupanya ibu orang lain yang kamu bantu, sehingga kamu menerima pinangan orang lain.
– Merbayo (Pesta Peresmian)
Upacara Merbayo tradisi batak pakpak umumnya dilaksanakan dirumah atau di kediaman orang tua calon pengantin perempuan dan itulah yang ideal menurut adat Pakpak. Setelah tiba hari yang ditentukan para kerabat laki-laki berangkat ke rumah pengantin perempuan. Setiba di halaman, pihak penganti perempuan berdiri di depan pintu, dari pengantin perempuan berdiri paling depan sambil menjunjung pinggan berisi beras yang dialas dengan sumpit kemudian parsinabul dari pihak pengantin perempuan memandu acara dihalaman menjelang memasuki rumah orang tua pengantin perempuan.
Selanjutnya, tradisi batak pakpak pihak beru pengantin laki-laki menyerahkan oleh-oleh yaitu makanan yang disebut nakan luah. Kemudian pihak pengantin perempuan menyerahkan makanan ringan berupa pinahpah, tepung beras atau nditak, piasang dan tebu. Acara ini disebut merdohom. Setelah itu dilakukan bagi yang beragam islam pemberkatan akad nikah sebelum acara makan bersama dan acara adat pakpak dilaksanakan. Selanjutnya membicarakan mas kawin. Pertama diselesaikan dalah mas kawin untuk sukkut selanjutnya kepada pihak-pihak lain seperti disebut terdahulu.
Sebelum menerima mas kawin orang tua pengantin laki-laki telah menyediakan minuman yang di ramu di dalam cawan yang terdiri dari air beras dan asam jeruk nipis. tradisi batak pakpak Kemudian diminumkan beserta keluarga dekat sambil berkata “minumlah kiranya sembuhlah segala yang sakit, sakit hati, sakit mendenyut. Selanjutnya sebelum menerima mas kawin secara bergilir semua pihak pangantin perempuan terlebih dahulu menyerahkan adatnya yang disebut penjukuti (Hewan ternak, beras, kembal, tikar, sumpit, ditak, pinahpah, lemang, tebu, dan pisang).
Hal tradisi batak pakpak biasa yang dilakukan orang tua pengantin perempuan sebelum menerima mas kawin adalah dengan mengajukan permintaan khusus ibu pengantin perempuan yang disebut dengan gedo gedo. Biasanya gedo-gedo ini berupa emas dan berapa besarnya tergantung kepada pihak orang tua laki-laki dan proses tawar-menawar. Pada saat menerima mas kawin, si ibu pengantin perempuan berdiri sambil mengucapkan kata-kata : “enmo tuhu enggo kujalo tokor berungku, asa ndates moberita kelangku deket berungku, meranak merberu beak gabe, ncayur tua” (inilah sudah kuterima mas kawin putriku kiranya makin dikenal mayarakatlah kabar menantu dan putriku lahirlah anak laki-laki dan perempuan, terpandang dan berumur panjang).
– Balik Ulbas
Balik Ulbas berarti kembali menapak jejak. Kata Ulbas sering diistilahkan untuk jejak hewan buruan, jadi pengertian Balik Ulbas ini digambarkan kepada laki-laki sebagai pemburu pada upacara perkawinan sinima-nima, pengantin setelah pesta usai, tinggal dirumah orang tua perempuan selama dua hingga empat hari, selama itu pulalah pengantin laki-laki menikmati suasana berbulan madu, proses inilah yang dimaksud Balik Ulbas. Selain itu bilamana pada saat pesta masih ada kewajiban orang tua laki-laki untuk dibayar pada saat Balik Ulbas maka hal itu juga harus di bawa.
2. Sohom-sohom, upacaranya sederhana dan dihadiri keluarga terdekat saja, semua unsur adat terpenuhi tetapi secara ekonomi lebih kecil.
3. Menama, disini pihak keluarga perempuan tidak setuju, sehingga dicari jalan lain dengan kawin lari, sehingga sebagai tanda rasa bersalah pengantin cukup membawa makanan (Nakan Sada Mbari) sebagai tanda minta maaf dan pada suatu saat nanti mereka akan mengadati.
4. Mengrampas, artinya mengambil paksa isteri orang lain, sanksi untuk laki-laki adalah membayar mas kawin yang tidak mempunyai batasan.
5. Mencukung, hampir sama dengan mengrampas.
6. Mengeke, mengawini janda dari abang atau adik laki-laki.
7. Mengalih, seorang laki-laki mengawini janda baik bekas istri abang atau adiknya maupun istri orang lain.
Ingin Bermain Game Slot Online Terpercaya? Kunjungi Link Berikut :
situs slot online mpocash login daftar resmi terpercaya